www.rajagol.com
Bendahara panitia lokal Medan, Masdalena Lubis menegaskan kekecewaannya terhadap keputusan Ketua BASRI, Eddy Sofyan.
Panitia lokal Medan marah besar disebut tidak siap menyambut kedatangan
legenda Argentina, Maradona, yang batal kunjungi Medan. Ini setelah,
panitia pusat Badan Sepakbola Rakyat Indonesia (BASRI) memutuskan
sepihak pembatalan tersebut. Bendahara panitia lokal Medan,
Masdalena Lubis menegaskan kekecewaannya terhadap keputusan Ketua BASRI,
Eddy Sofyan. Dia menampik, kalau panitia Medan tidak siap. Menurutnya,
alasan BASRI pusat tidak masuk akal.
"Kami menerima info
pembatalan Sabtu pagi tadi pukul 10.32 WIB. Pembatalan sepihak, kami
kecewa sangat kecewa. Kami sudah rugi banyak hal, bukan hanya materi,
nama baik dan tenaga yang sudah kami kerahkan untuk menyiapkan
semuanya," jelasnya didampingi marketing Ahmad Riyadi dan Apin dari
Event Organizer (E0) Quadrant Production.
"Dibatalkan sepihak
bahwa Maradona tidak jadi ke Medan dengan alasan dari pusat karena kami
dianggap tidak siap. Kami enggak tahu enggak siapnya dimana, alasan
mereka tidak masuk akal," lanjutnya.
Masdalena menjelaskan
pihaknya sudah rugi secara materil Rp160 jutaan untuk semua operasional
pengurusan yang menggunakan dana pribadi. Misalnya, hotel yang sudah
dilunasi, tempat acara yang juga sudah dibayar dan lainnya seperti
pencetakan tiket penonton di Stadion Telafan yang dua kali dibuat,
karena penundaan di awal Maradona datang. Maradona di awal mau ke Medan
tanggal 19 Juni lalu diundur 30 Juni.
"Hotel sudah kami lunasi
di Swiss Bell, kami berikan penginapan terbaik dan President Suite untuk
Maradona yang hanya ada satu kamar. Sedangkan Gala Dinner dan seminar
di Hotel Grand Elit sudah kami panjar 50 persen, begitu juga venue untuk
coaching clinic dan tango football di Stadion Teladan. Biaya hotel
sudah dibayar hangus, karena Sabtu ini sudah dihitung dipakai,"
jelasnya.
Selain itu, lanjutnya semua tiket untuk gala dinner
dan seminar 200 lembar sudah dibeli oleh masyarakat Medan. Sedangkan,
untuk coaching clinic sudah ada seratus anak yang daftar begitu juga
tango football.
Padahal, komunikasi terakhir pihaknya dengan BASRI
masih terjalin Jumat sore. "Semalam sore, Eddy Sofyan memberi arahan
supaya dimaksimalkan untuk pengunjung. Kami sehingga berimbas pada harga
diturunkan untuk tango football dari Rp150 ribu jadi Rp50 ribu, untuk
coaching clinic dari Rp200 ribu menjadi Rp100 ribu. Sudah kami
laksanakan dan alhamdulillah berhasil. Coaching clinic sudah 100 anak,
tango football 60-an. Tadi banyak yang mau daftar tapi terpaksa langsung
kami cut," paparnya.
Masdalena yang dijumpai di sela-sela
pengurusan pembatalan di hotel Swiss Bell menjelaskan mohon maaf kepada
pihak-pihak di Medan yang membantu panitia, semisal Ketua PSSI Sumut,
Kamaluddin Harahap yang membantu menyebar undangan untuk gala dinner dan
seminar.
"Pembelian undangan untuk coaching clinic, tango
football, atau yang lainnya akan kami kembalikan kepada siapa mereka
mendaftar akan dikembalikan melalui pihak tersebut. Misalnya untuk
coaching clinic kami kerja sama dengan SBB, nanti kami akan koordinasi
ke pelatih pengembalian dananya. Kami kecewa sekali terutama untuk yang
gala dinner, orang mendaftar seharga Rp3 juta itu kan besar, tiba-tiba
batal, ini kan persoalan nama baik panitia juga," timpalnya.
Untuk itu, pihaknya menuntut pemulihan nama baik panitia Medan yang sudah terlanjur tercemar.
"Panitia
pusat sudah tidak punya iktikad baik. Kami hubungi sudah tidak
diangkat-angkat lagi. Komunikasi hanya via SMS. Kami tuntut yang pertama
pemulihan nama baik panitia oleh BASRI dengan melakukan konperensi pers
di Medan untuk menjelaskan semuanya, jangan bilang kami tidak siap,
saya tantang mereka datang ke Medan. Ini marwah Medan. Kedua, kembalikan
semua materi yang sudah dikeluarkan. Kalau enggak mau, kami akan tuntut
secara hukum," tegasnya.
"Bapak Eddy Sofyan dan penanggung
jawab Pak Arex ke Medan untuk menjelaskan ke media dan masyarakat Medan
untuk menetralisir suasana. Mereka (BASRI) rapat sendiri tanpa
kesepakatan atau menanyakan ke kami bagaimana kesiapan di Medan lalu
dibatalkan sepihak," timpal Ahmad.
Hal senada dikatakan Apin
dari E0 Quadrant Production. Menurutnya, pihaknya sudah keluar dana Rp10
juta dari kocek pribadi untuk biaya-biaya vendor. Sementara dana dari
pusat belum ada sepeserpun.
"Seminggu lalu kami sudah minta DP
50 persen ke panitia pusat tapi sampai sekarang tidak ada. Duit kami
sudah keluar Rp10 juta. Jadi kami minta ganti rugi," tegasnya. (gk-38)